Tapi itulah cinta, ia memang kata kerja dan bukan kata
benda. Maka ia terus bergerak tak pernah berhenti. Ia ditakdirkan menjadi kata
yang begitu berkarakter, penuh daya dobrak tapi tetap saja sulit didefinisikan,
sehingga begitu dahsyat Anis Matta menggambarkannya dalam Serial Cinta :

Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa mencegahnya. Kau hanya bisa ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai, menjamah seluruh permukaan bumi, menyeret semua benda angkuh yang bertahan dihadapannya. Dalam sekejap ia menguasai bumi dan merengkuhanya dengan kelembutannya. Setelah itu Ia kembali tenang seperti seekor harimau kenyang yang terlelap tenang. Demikianlah cinta. Ia ditakdirkan jadi makna paling santun yang menyimpan kekuasaan besar.
Seperti api menyala-nyala. Kau tak kuat melawannya. Kau hanya bisa menari disekitarnya saat ia mengunggun. Atau berteduh saat matahri membakar kulit bumi. Atau meraung saat lidahnya melahap rumah-rumah, kota-kota, hutan-hutan. Dan seketika semua jadi abu. Semua jadi tiada. Seperti itulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kekuatan angkara murka yang mengawal dan melindungi kebaikan.
Seperti api menyala-nyala. Kau tak kuat melawannya. Kau hanya bisa menari disekitarnya saat ia mengunggun. Atau berteduh saat matahri membakar kulit bumi. Atau meraung saat lidahnya melahap rumah-rumah, kota-kota, hutan-hutan. Dan seketika semua jadi abu. Semua jadi tiada. Seperti itulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kekuatan angkara murka yang mengawal dan melindungi kebaikan.
Allah punya jalan cinta untuk semua manusia, yang sering kali kita abaikan hanya karena kita melihat jalan yang lebih landai, padahal ia menjerumuskannya.
Allah punya jalan cinta untuk orang-orang yang berpasrah---mereka yang percaya bahwa ajaran-Nya lah software terbaik bagi hardware bernama manusia. Tak ada jalan yang lebih indah dan berkah selain jalan-Nya. Sayang, sebagian besar kita membutakan diri sehingga tak melihat jalan itu. Atau melihat, tapi terlalu angkuh untuk menapakinya
Allah punya jalan cinta untuk orang-orang yang berpasrah---mereka yang percaya bahwa ajaran-Nya lah software terbaik bagi hardware bernama manusia. Tak ada jalan yang lebih indah dan berkah selain jalan-Nya. Sayang, sebagian besar kita membutakan diri sehingga tak melihat jalan itu. Atau melihat, tapi terlalu angkuh untuk menapakinya
Sumber : Nurun Ala, Azhar.2015."Tuhan Maha Romantis",Jakarta.Azharologia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar